WELCOME

Blog Kesehatan Lingkungan Urang Banjar

29/01/11

Gangguan Kesehatan Dan Gejala Penyakit Akibat Pencemaran Udara


Polutan udara menimbulkan masalah kesehatan pada tubuh manusia, dan paling sering dihubungkan dengan pabrik, industri, bencana alam, buangan kendaraan bermotor, asap rokok, bahan bakar bersumber dari dapur, dll.

Efek polusi udara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: efek jangka pendek atau akut dan efek jangka panjang atau kronik.

Gangguan kesehatan dan gejala yang dapat timbul karena pencemaran udara meliputi:
1.    Bersifat Karsinogenik, yaitu
a.    Acrylonitrite, dapat menimbulkan kanker paru. Secara kronik dapat menimbulkan dermatitis,
b.    Arsenic, dapat menimbulkan kanker paru, disamping itu dampak secara kronik bervariasi, seperti dermatitis, mucosa memberance, dll.
c.    Chromium dapat menimbulkan kanker paru, disamping itu dapat menyebabkan irritasi akut dapat menimbulkan dermatitis.
d.    Nickel, dapat menimbulkan kanker paru, disamping itu dapat menimbulkan gangguan pernapasan, astma, dan dermatitis.
e.    Polynuclear aromatic Hydrocarbons, dapat menimbulkan kanker paru.
f.     Asbestos, dapat menimbulkan kanker paru. Disamping itu dapat menimbulkan mesothelioma
g.    Radon, dapat menimbulkan kanker paru. Disamping itu dapat pula menimbulkan gangguan syarat,
h.    Benzene dapat menyebabkan leukemia. saluran pernafasan, anemia, dll
i.      Vynyl Chloride dapat menimbulkan kanker liver atau organ lain.
2.    Bersifat toksik dan menimbulkan gangguan kesehatan,  antara lain:
a.    Keracunan Sulfur dioksida (SO2), seperti Pharingitis, bronchitis, ashma, dan gangguan nafas. Gejala yang ditimbulkannya dapat bersifat akut, yaitu: Sesak nafas, iritasi mata.
b.    Keracunan Karbon monoksida (CO), dapat berupa gangguan pada proses oksigenisasi dalam tubuh. Gejala yang ditimbulkan dapat bersifat akut: Sakit kepala, mual, sesak nafas/nafas tidak teratur, suhu badan turun, shock, dan oedema paru.
Pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan karena reaksi antara CO dengan haemoglobin ( Hb) di dalam darah. Haemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transport untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihaemoglobin ( O2Hb ) dan paru-paru ke sel sel tubuh, dan membawa CO2  dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO2 haemoglobin dapat membentuk COHb. Jika reaksi demikian yang terjadi maka kemampuan darah untuk mentransport oksigen menjadi berkurang.
Konsentrasi COHb dalam darah < 1,0% tidak ada pengaruh, 1-2% penampilan agak tidak normal, 2-5% berpengaruh terhadap sistem saraf sentral, reaksi pancaindra tidak normal, pandangan kabur; >5% perubahan fungsi jantung 10 – 80%: Kepala pusing, mual, nberkunang-kunang, pingsan;  
c.    Keracunan Nitrogen oksida (NO2), dapat berupa gangguan iritasi selaput lendir pernafasan, sampai kematian. Gejala yang ditimbulkan dapat bersifat akut Oedema paru, sakit kepala, tenggorokan kering, batuk, nafas pendek, suhu badan naik, dan nyeri dada kanan.
Gejala yang bersifat kronik antara lain dengan iritasi ringan, rasa terbakar dan nyeri pada tenggorokkan dan dada, batuk, nafas pendek.
d.    Keracunan Ozon (O3), dapat menimbulkan, gangguan keseimbangan otot mata, alat pengecap, konsentrasi/berfikir. Gejala yang timbul dapat berupa akut dan kronis . Gejala akut antara lain :mulut kering, nyeri dada, lemah kaki dan tangan, susah tidur, dan batuk, sedangkan gejala kronik merupakan penyakit paru-paru.
e.    Keracunan Partikel Debu, dapat menimbulkan gangguan kesehatan, berupa Peradangan pada saluran pernafasan, gangguan penglihatan dan iritasi kulit. Gejala akut antara lain sesak nafas, gatal-gatal kulit.
f.     Keracunan Timbel (Pb), dapat merupakan gangguan pada sistim syaraf pusat pada anak, termasuk penurunan tingkat kecerdasan dan hiperaktifitas, kerusakan ginjal. Gejala yang bersifat akut: Hilang nafsu makan, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang, gangguan penglihatan.
g.    Keracunan Hidrogen sulfida (H2S), dapat menimbulkan Asphixia, merusak sistim syaraf penciuman, ginjal dan hati.
h.    Keracunan Amoniak (NH3), dapat, menimbulkan gangguan Kesehatan, berupa iritasi mata, tenggorokan, dan oedema paru.
i.      Keracunan Hidro karbon (HC), dapat menimbulkan Kelelahan, leukopenia, anemia, dan efek karsinogenik.




Pengaruh terhadap lingkungan
karena pencemaran udara meliputi


A.   Aspek Rumah Kaca

Pemanasan global terjadi karenakan adanya gas rumah kaca ( uap air, CO2, N2O,  CH4, dan O3; Chloroflurokarbon ( CFC ) di atmosfir.

Pancaran radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi setelah melalui penerapan dari berbagai gas di atmosfir, sebagaian di antaranya dipantulkan dan diserap oleh permukaan bumi. Radiasi yang diserap dipancarkan lagi oleh permukaan bumi sebagai sinar infra merah yang bergelombang panjang.  Sinar tersebut di atmosfir kembali diserap oleh gas-gas rumah kaca, seperti uap air dan CO2 sehingga tidak terlepas k e angkasa luar, dan mengakibatkan panas terperangkap di troposfir, akhirnya meningkatkan suhu di permukaaan bumi dan lapisan troposfir.

Semakin tinggi adanya pencemaran udara, terutama gas dengan panjang gelombang 7.103 nm dan 13.103 makin sedekit infra merah dapat melalui jendela maka udara makin panas, dan semakin lama masa tinggal gas di atmosfir juga akan mempengaruhi kenaikan suhu bumi. (Setiap gas mempunyai waktu tinggal yang berbeda-beda).


B.   Penipisan Lapisan Ozon

Pada lapisan stratosfir, terdapat O3 yang melindungi kehidupan dimuka bumi, dari sinar ultraviolet. Peningkatan lubang Ozon akan meningkatkan jumlah penyakit kanker kulit, penyakit katarak, kanker kulit, menurunkan immunitas tubuh serta produksi pertanian dan perikanan.

Penyebab utama adanya lubang Ozon adalah akibat klorofluorokarbon yang biasa digunakan untuk aerosol (gas pendorong), alat pengkondisi udara, kulkas, pada industri plastik, karet busa, Styrofoam, dsbnya.

CFC –12 (digunakan di industri) dan CFC- 11(digunakan untuk busa kursi) CFC-13 (untuk membersihkan mikrochip), merupakan gas – gas tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan sangat stabil atau tidak mengalami kerusakan akhirnya akan dapat mencapai stratosfir, dan akan terkena sinar ultravilet yang berenergi tinggi, sehingga mengalami dekomposisi dengan melepaskan atom khlor.

Atom Khlor sanngat reaktif dapat merusak ozon. Setiap atom khlor dapat merusak 100.000 molekul ozon.  Effisiensi penggunaan energi di industri, transportasi, pendaur ulangan CO2 menggunakan energi biomassa dan pengembangan energi yang tidak menghasilkan CO2 (energi angin, surya, PLTA) adalah merupakan alternatif pemecahan masalah.
Gas lain adalah Halon, yang diginakan pada alat pemadam kebakaran, ruang komputer, musium, tempat penyimpanan bahan berharga di bank.

Gambar Reaksi Penipisan Lapisan Ozon (oleh CFC12)
Cl2F2C + sinar UV                       ClF2C + Cl*
CL* + O3                                   ClO + O2
CLO + O                                   Cl* + O2
CL* + O3                                   dst 10.0000 – 100.000 kali

C.   Hujan Asam.           
Hujan asam ( deposisi Asam ) terjadi karena pembakaran bahan bakar terutama bahan bakar fosil, mengakibatkan terbentuk asam sulfat dan asam nitrat. Asam tersebut dapat diposisikan pada hutan, tanaman pertanian, danau, gedung sehingga merusak dan kematian pada organisme hidup. Kerusakan akan lebih parah dengan terbentuknya ozon yang beracun dari polutan NOx, melalui reaksi fotokimia, berdampak negatif terhadap kesehatan .

Pengendalian deposisi asam adalah melalui penggunaan bahan bakar rendah belerang, penggunaan gas alam, mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran, penghematan energi.


Bentuk klinis pneumonia merupakan bentuk tersering ditemukan. Gejala klinis timbul mendadak berupa demam tinggi, mialgia dan batuk kering.  Gejala non pulmoner seperti gangguan kesadaran ringan dan diare sering pula ditemukan.  Penumonia karena legionella biasanya tidak responsif terhadap pengobatan dengan sefalosporin berspektrum lebar ataupun aminoglikosida.  Abses paru umum ditemukan pada kasus yang fatal dan abses ini jarang dikenali pada rontgenogram. Penyembuhan penyakit berlangsung lama dan pada beberapa kasus diikuti oleh gejala residual akibat “ scarring “ paru-paru.

Penyebaran kuman melalui aliran darah sering terjadi pada kasus berat. Data satu penelitian menunjukkan bahwa pada 38 % kasus, kuman legionella dapat diisolasi dari darah. Berbagai gambaran klinis yang timbul akibat penyebaran hematogen diatas telah dilaporkan, antara lain dalam bentuk : empiema, perikarditis, miokarditis, endokarditis, pankreatitis, pielonefritis,  peritonitis, abses hepar, selulitis, ensefalitis, artritis, dsb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar